BeritaParlementaria

Upaya Konkret Halili Mengatasi Banjir di kawasan Gunung Samarinda

×

Upaya Konkret Halili Mengatasi Banjir di kawasan Gunung Samarinda

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRD Balikpapan sekaligus Ketua Fraksi PKB, Halili Adinegara, saat menyerap aspirasi warga di kawasan Gunung Samarinda. (foto: ist)

Anggota DPRD Balikpapan, Halili Adinegara, menegaskan komitmen untuk mendukung penanganan banjir di kawasan Gunung Samarinda. Terutama di lingkungan RT 51, 34, dan 56.

Persoalan ini menjadi perhatian besar Halili, mencermati masih banyaknya keluhan warga setempat.

“Sekarang bukan hanya jalan besar yang terdampak, tetapi juga sudah masuk ke pemukiman warga,” ujar Halili saat menggelar reses di RT 51, Gunung Samarinda, Selasa (22/4/2025).

Meski semenisasi, penerangan, dan kebersihan di lingkungan setempat terbilang cukup baik, banjir tetap menjadi pekerjaan rumah.

Untuk merumuskan solusi konkret, Halili turut menghadirkan Kepala Bidang Sumber Daya Air DPU Balikpapan, Jen Supriyanto dalam resesnya kali ini. Kehadiran Jen membuka ruang diskusi langsung antara warga dan pemerintah.

Sejak tahun 2000, kawasan ini termasuk wilayah rawan banjir, karena faktor geografis yang lebih rendah dari tujuh RT di sekitarnya. Kondisi ini tentunya mempengaruhi kelancaran aliran air pada saluran drainase.

Sedangkan kendala utama pembangunan drainase adalah terbatasnya ketersediaan lahan. Halili mengatakan, rata-rata lokasi strategis untuk pembangunan masih berstatus milik pribadi.

“Kami tidak bisa memaksa, karena itu hak mereka. Tapi kami terus berkoordinasi dan berharap ada kesepahaman,” sambungnya.

Pemerintah sebenarnya telah merancang saluran air menuju Jembatan Kuning dan Sungai Ampal. Namun, prosesnya terkendala keberadaan usaha pencucian mobil yang terletak tepat di titik krusial aliran air.

Sebagai alternatif, Halili mengusulkan pembangunan sodetan sepanjang 300–400 meter. Mulai dari Pos Kamling RT 51 menuju RT 35 dan RT 34.

“Kalau disepakati warga RT 35, pengerjaannya bisa segera dimulai,” ujarnya.

Proyek sodetan ini bakal menyerap anggaran sekitar Rp7-8 miliar. Menurut Halili, solusi ini bisa mempercepat pembuangan air ke saluran yang lebih besar.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi warga dalam menyukseskan proyek ini. Pemerintah dan DPRD tak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan masyarakat.

“Kolaborasi sangat dibutuhkan agar wilayah ini terbebas dari banjir,” tutup politisi PKB itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *