Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunung Sari Ilir meningkatkan skrining penyakit tidak menular (PTM). Khususnya, untuk mendeteksi risiko penyakit kronis bagi lanjut usia (lansia) sebagai kelompok rentan yang membutuhkan intervensi cepat dan berkesinambungan.
.Tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan lengkap melalui kunjungan ke lingkungan RT (Rukun Tetangga). Penanggung jawab PTM Puskesmas Gunung Sari Ilir, Anggreini Asri Arumdina, menerangkan skrining rutin ini meliputi pengecekan gula darah. Kemudian, kolesterol, asam urat, tekanan darah, hingga hemoglobin.
“Skrining penyakit tidak menular (PTM) kita juga fokus kepada lansia. Pemeriksaannya lengkap, ada gula darah, kolesterol, asam urat, bahkan kita mengecek Hb (hemoglobin),” ujarnya pada Sabtu (22/11/2025).
Lanjut Ia menjelaskan, pemeriksaan ini sebagai langkah awal mendeteksi risiko diabetes, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya. Pihaknya juga melibatkan kader kesehatan di lingkungan RT untuk memperluas jangkauan penjaringan dan edukasi pasien.
“Kalangan lansia lebih aktif mengikuti pemeriksaan. Kader posyandu juga kita libatkan dalam kegiatan. Karena kita menyisipkan edukasi kepada pasien atau keluarganya,” katanya.
Perawat yang akrab disapa Arum itu memastikan, pelayanan tetap diberikan meski sebagian lansia tidak mampu hadir di lokasi skrining. Tenaga kesehatan akan mendatangi rumah warga untuk memeriksa lansia yang terkendala.
“Kalau lansia, untuk yang bisa datang ke tempat skrining PTM, kita layani. Tapi, terkadang ada lansia yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan datang ke tempat skrining, maka kita yang mendatangi,” tuturnya.
Selain skrining rutin, Puskesmas juga menyediakan program home care bagi lansia dengan penyakit penyerta. Dalam program ini, tenaga kesehatan melakukan kunjungan berkala untuk memantau kondisi dan memastikan pengobatan berjalan dengan tepat.
“Programnya kunjungan ke rumah untuk mengontrol kondisinya sekali setiap bulan. Jadi, pasien program ini adalah mereka yang sebelumnya terdeteksi memiliki riwayat penyakit saat pemeriksaan PTM. Dua bulan setelahnya kita datangi lagi,” jelas Anggreini.
