Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunung Sari Ilir, menyoroti pola konsumsi anak yang kini semakin mengkhawatirkan. Penanggung jawab program UKS, drg. Efna Wahyu Hapsari, mencermati masih banyak anak usia sekolah yang kurang memperhatikan nutrisi makanan.
Dalam pengamatannya, anak-anak sekarang terbiasa jajan sembarangan tanpa mempertimbangkan mutu pangan. Padahal kebiasaan ini berpotensi menurunkan kualitas asupan gizi.
“Anak bisa kekurangan asupan gizi atau zat besi,” ujarnya, Kamis (13/11/2025).
Sebagai dampak, lanjut Efna, anak menjadi rentan terhadap gangguan kesehatan. Lebih dari itu, kebiasaan ini juga berpotensi menurunkan kualitas tumbuh kembang.
Ia mengingatkan bahwa kekurangan asupan gizi dapat menghambat pertumbuhan. Dengan begitu, maka anak juga semakin rentan mengalami perlambatan tumbuh kembang.
Efna menegaskan, isu ini termasuk dalam perhatian besar pihaknya. Memastikan pertumbuhan anak secara optimal, merupakan fokus utama dalam pelayanan kesehatan puskesmas.
Terkait hal itu, puskesmas mengedepankan langkah-langkah intervensi demi menekan potensi stunting di Balikpapan Tengah, khususnya wilayah Gunung Sari Ilir. Satu di antaranya, menggencarkan edukasi ke sekolah-sekolah.
“Puskesmas itu betul-betul memberi perhatian terkait tumbuh kembang anak. Untuk itu kami memberi pengetahuan tentang pola hidup sehat kepada anak usia sekolah,” terangnya.
Melalui langkah tersebut, puskesmas mendorong perubahan perilaku konsumsi anak. Dalam kegiatan, tenaga kesehatan memberi pengetahuan tentang makanan sehat dan asupan gizi yang ideal kepada peserta didik.
Dengan begitu, anak-anak akan memahami pentingnya asupan gizi bagi pertumbuhan mereka. Sehingga, anak kelak terbiasa selektif memilih makanan yang baik untuk kesehatannya.
Melalui rangkaian edukasi, puskesmas ingin proses tumbuh kembang anak menjadi maksimal. Sekaligus menekan potensi stunting dan terlahir generasi sehat di Gunung Sari Ilir.
“Kita ingin tumbuh kembang anak maksimal, tidak rentan stunting,” harapnya.
