BeritaParlementaria

Proyek Pasar Induk Balikpapan Utara Terealisasi 2026, Komisi II Beberkan Alasannya

×

Proyek Pasar Induk Balikpapan Utara Terealisasi 2026, Komisi II Beberkan Alasannya

Sebarkan artikel ini
Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah. (foto: ist)

Rencana pembangunan Pasar Induk di Jalan Soekarno-Hatta, Kilometer 5,5, Balikpapan Utara kemungkinan baru bisa terealisasi mulai 2026 mendatang. Padahal, perencanaan proyek ini sudah bergulir sejak puluhan tahun silam.

Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, membeberkan satu di antara hambatan terbesar proses realisasi pembangunan pasar induk ini. Masalah utamanya yakni pada Detail Engineering Design (DED) yang tidak lagi kekinian. Pasalnya dokumen teknis pembangunan pasar tersebut merupakan hasil rancangan 20 tahun silam, sehingga perlu penyesuaian.

“DED Pasar Induk itu sudah ada sejak 2005, tentu perlu review agar desainnya relevan dengan situasi sekarang,” jelasnya, Sabtu (25/1/2025).

Dengan usia desain yang telah uzur, maka kalkulasi kebutuhan material pembangunan pun menjadi tidak relevan dengan kondisi terkini. Hal ini pula yang menjadi faktor pendorong perlunya penyesuaian desain.

Sementara, diskusi Dewan dengan Dinas Perdagangan Kota Balikpapan menyimpulkan bahwa biaya revisi DED baru bisa teralokasi pada APBD Perubahan 2025. Maka dari itu, proses pembangunan fisik baru dapat bergulir pada tahun berikutnya.

Meski demikian, Fauzi mengakui pentingnya keberadaan pasar induk ini terhadap upaya pemerataan distribusi bahan pokok dan pangan ke depannya. Sehingga, Komisi II perlu terus mendorong agar realisasi pembangunannya sesuai dengan rencana.

“Manfaat dari Pasar Induk ini sangat luar biasa. Distribusi bahan pokok akan lebih merata,” ungkapnya.

Sejauh ini, Komisi II menilai distribusi bahan pokok hanya terkonsentrasi di Pasar Pandansari, Balikpapan Barat. Kondisi tersebut juga menyebabkan volume perlintasan angkutan hanya terbebani di jalur dari dan menuju pasar tersebut.

Belum lagi dampak kepadatan lalu lintas oleh kendaraan bermuatan besar pengangkut bahan-bahan tersebut akan meningkatkan risiko kecelakaan.

“Banyak truk-truk besar masuk kota, dan meningkatkan kecelakaan lalu lintas. Ini juga menjadi perhatian kami,” terang Fauzi.

Matangnya perencanaan pembangunan pasar induk yang baru, tentu sejalan dengan upaya pemerataan distribusi bahan pokok. Selain itu, dengan penambahan pasar induk akan efisien mengurangi dampak turunan lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *