Anggota DPRD Kota Balikpapan, Iim, menegaskan pentingnya peran perempuan dalam membentuk generasi unggul. Lebih lagi peran ini menjadi krusial dalam menyongsong visi besar Indonesia Emas 2045.
Hal tersebut Iim sampaikan sebagai bentuk refleksi atas peringatan Hari Kartini, Senin (21/4/2025). Iim menilai perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak pendidikan perempuan masih relevan di masa kini.
“Kartini itu mengajarkan kita bahwa pendidikan bukan dominasi laki-laki saja. Menuntut ilmu itu untuk siapa pun,” ujar Iim.
Ia menekankan, pendidikan merupakan fondasi utama kemajuan bangsa. Namun, menurutnya, proses ini harus dimulai dari rumah, tempat seorang ibu memainkan peran utama sebagai pendidik pertama.
“Kalau mau menuju Indonesia Emas, ya harus dimulai dari rumah. Gurunya harus pintar. Gurunya itu siapa? Emaknya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Iim menjelaskan bahwa kecerdasan seorang ibu tak semata dinilai dari gelar akademis. Kecakapan hidup yang dimiliki ibu juga turut menentukan kualitas pendidikan anak di rumah.
Modal Penting Perempuan Menuju Indonesia 2045
Ia mencontohkan, ibu harus memiliki pemahaman tentang gizi agar bisa menyusun menu sehat. Selain itu, ibu juga perlu mengetahui dasar-dasar kesehatan keluarga dan penanganan darurat anak.
“Ibu harus tahu ilmu gizi. Jangan asal tabrak menu. Harus paham juga soal kesehatan,” tambahnya.
Selain itu, ia menilai bahwa keterampilan dalam menata rumah dan mengelola keuangan rumah tangga juga sangat penting. Semua itu menunjang tumbuh kembang anak dalam lingkungan yang sehat dan stabil.
“Ilmu menata rumah itu penting. Begitu juga dengan ilmu keuangan keluarga. Semua itu bagian dari kecerdasan ibu,” jelasnya.
Iim berharap penguatan peran ibu di dalam keluarga bisa melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh. Menurutnya, perempuan yang cakap akan melahirkan keluarga yang kuat, dan keluarga yang kuat akan menopang bangsa.
Sebagai penutup, ia mendorong pemerintah untuk terus mendukung program pemberdayaan perempuan. Ia menyebut pelatihan keterampilan dan pendidikan untuk perempuan sebagai langkah konkret membangun masa depan.
“Kalau perempuan diberdayakan, maka keluarga akan kuat. Dan kalau keluarga kuat, bangsa juga akan kuat,” pungkasnya.