BeritaParlementaria

Pemanfaatan Sungai Mahakam Jadi Solusi Jangka Panjang Atasi Krisis Air Baku

×

Pemanfaatan Sungai Mahakam Jadi Solusi Jangka Panjang Atasi Krisis Air Baku

Sebarkan artikel ini
Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah. (foto: ist)

DPRD Kota Balikpapan menilai bahwa pemanfaatan Sungai Mahakam cukup ideal sebagai solusi jangka panjang atas krisis sumber air baku.

Namun demikian, Ketua Komisi II, Fauzi Adi Firmansyah menekankan pentingnya kajian lebih mendalam terhadap opsi ini. Baik itu dari aspek lingkungan, teknis, maupun efektifitas pembiayaan.

“Krisis air bersih di Balikpapan sudah berlangsung lama. Kita butuh solusi permanen agar masyarakat tidak terus-menerus mengalami kesulitan,” seru Fauzi, Selasa (4/2/2025).

Tak hanya mengandalkan pembangunan infrastruktur, dewan juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan air secara bijak.

“Selain memperbaiki sistem penyediaan air, kesadaran masyarakat dalam mengelola air juga sangat penting,” pintanya.

Politisi Golkar ini menegaskan bahwa opsi lainyan, semisal penerapan teknik desalinasi air laut, masih sulit masih terlalu sulit. Selain juga teknik ini memerlukan dukungan biaya yang lebih besar.

“Kami sudah meninjau beberapa alternatif, termasuk pemanfaatan air dari Kariangau Terminal (KKT). Namun, kapasitasnya masih kurang. Sungai Mahakam adalah pilihan paling realistis dengan estimasi investasi sekitar Rp800 miliar,” jelasnya.

Untuk merealisasikan usulan ini, DPRD Balikpapan akan berkoordinasi dengan DPRD Provinsi Kalimantan Timur serta gubernur terpilih guna menyusun langkah strategis. Salah satu langkah yang tengah dipertimbangkan adalah membangun jalur pipanisasi melalui jalur tol. Pemanfaatan jalur ini akan mengefisiensi jarak instalasi pipa dari Samarinda menuju Balikpapan.

DPRD berharap pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk investor dan pemerintah pusat, untuk merealisasikan usulan ini. Balikpapan sejauh ini masih mengandalkan Waduk Manggar di Kilometer 12 dan Embung Aji Raden di Balikpapan Timur.

Hanya saja, kedua sumber air baku ini sangat bergantung pada curah hujan, sehingga acap mengalami penurunan debit saat kemarau tiba. Akibatnya, pasokan air bersih tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *