PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field dan Sangatta Field resmi bergabung dalam wilayah kerja (WK) East Kalimantan (Eastkal) System.
Kedua anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) itu menyusul tiga anggota grup subholding lainnya. Yakni, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) serta PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).
Bergabungnya PEP Sangasanga dan Sangatta ke WK Zona 9 diawali dengan penandatanganan amandemen kedua A/R Principles for East Kalimantan (Eastkal) System Reform. Penandatanganan amandemen berlangsung saat rapat pleno East Kalimantan Gas Management Committee (EKGMC) di Jakarta pada Kamis, 27 Juli 2024.
Bagi korporasi dan grupnya, momen tersebut menjadi tonggak baru untuk mengembangkan potensi gas bumi di lapangan Sangasanga dan Sangatta.
Direktur Utama PHI, Sunaryanto, menjelaskan, bergabungnya PEP Sangasanga dan Sangatta akan membuka akses komersialiasi gas kedua perusahaan kepada konsumen domestik. Sehingga, potensi pengembangan di kedua lapangan menjadi lebih ekonomis. Sekaligus berkontribusi dalam memenuhi permintaan gas dalam negeri.
“Pengembangan sejalan dengan upaya perusahaan mendukung transisi energi Pertamina dan pencapaian target produksi nasional sebesar 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas pada tahun 2030,” jelas Sunaryanto.
Perlebar Peluang Ekosistem Bisnis Gas Bumi Kaltim
Wakil Kepala SKK Migas sekaligus Ketua EKGMC, Shinta Damayanti, mengakui pertemuan ini bertujuan mendukung upaya pengembangan potensi gas bumi Kaltim. Sehingga kebutuhan nasional nantinya juga dapat terpenuhi.
Dalam momentum ini, SKK Migas ingin Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Kaltim terus melakukan terobosan. Dengan demikian diharapkan industri hulu migas tetap memberikan manfaat besar bagi masyarakat.
“Kami terus mendorong kontribusi lebih signifikan melalui optimasi produksi dan peningkatan eksplorasi cadangan baru,” timpal Shinta.
Sementara itu, VP Development and Drilling Regional 3, Reza Rinaldi Zein, menilai strategi ini sebagai tonggak sejarah baru. Khususnya bagi WK PEP di area Asset 5 yang meliputi Tanjung, Sangasanga dan Sangatta.
Strategi borderless dan regionalisasi bukan saja berhasil memperlebar peluang ekosistem bisnis gas dari wilayah tersebut. Namun juga memacu semangat grup PHI untuk memberi kontribusi terbaik bagi perusahaan dan negara.
Pjs. General Manager Zona 9, Susan Syandina, menambahkan bahwa peluang ini akan didukung oleh pengembangan gas pada struktur lainnya. Dengan demikian, profil Long Term Plan (LTP) inlet gas dari lapangan Sangasanga dan Sangatta dapat terus bertumbuh.
“Bergabungnya perusahaan di Eastkal System merupakan langkah strategis guna menumbuhkan keekonomian proyek-proyek migas sehingga dapat menghasilkan nilai yang signifikan,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Eastkal System merupakan integrasi produsen gas, pembeli gas pipa, transporter dengan kilang LNG Bontang. Dalam sistem ini, gas bumi yang dihasilkan langsung disalurkan untuk kemudian diolah menjadi LNG, LPG, dan Bontang Return Condensate.
Pada akhirnya, langkah ini juga turut mendukung terciptanya bauran energi yang lebih baik dan dekarbonisasi dengan monetisasi gas secara maksimal.