Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Sufyan Jufri, angkat suara terkait rentetan masalah penyelesaian proyek Rumah Sakit Sayang Ibu Balikpapan Barat.
Terbaru, dewan kembali mendapati persoalan terkait dampak aktivitas proyek infrastruktur kesehatan ini terhadap masyarakat setempat. Mulai dari rusaknya pagar dan bangunan warga hingga amblasnya jalan lingkungan.
Sufyan menegaskan bahwa kontraktor pelaksana proyek harus bertanggung jawab atas dampak tersebut. Bahkan sewajarnya, persoalan serupa tidak berulang hingga menghambat proses penyelesaian pembangunan.
“Kalau memang profesional, mestinya kontraktor bisa mengantisipasi dampak seperti ini jauh hari sebelum pelaksanaan proyek. Bukan justru menghadapkan kami dengan persoalan yang berulang kali, saat pengerjaan sedang berjalan,” jelas Sufyan, Selasa (4/3/2025).
Merespon keluhan warga tadi, DPRD Balikpapan telah meninjau langsung lokasi proyek pada Senin (3/3/2025) lalu. Bahkan beberapa jam setelah kunjungan itu, dewan lanjut menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama kontraktor dan instansi terkait.
Dewan memanfaatkan kesempatan itu untuk menggali progres penyelesaian pembangunan, selain meminta solusi atas penyelesaian dampak proyek terhadap warga sekitar. Meski berkomitmen untuk bertanggungjawab atas dampak terhadap masyarakat, Kontraktor justru mencatatkan kinerja penyelesaian yang mengecewakan.
Dalam RDP, kontraktor mengaku progres pengerjaan telah mencapai 12,5 persen. Padahal, pada rapat sebelumnya, angka tersebut masih di kisaran 12 persen.
“Kalau dalam beberapa waktu hanya naik setengah persen, ini berarti tidak ada perkembangan signifikan,” imbuh Sufyan.
Sudah Dapat Perpanjangan Waktu, Progres Tak Juga Signifikan
Catatan ini menjadikan Politisi PKB itu semakin menyesalkan sikap kontraktor. Lantaran pemerintah telah memberikan perpanjangan tenggat waktu penyelesaian pembangunan hingga 180 hari sejak Januari 2025.
Atas rentetan temuan ini, Sufyan mengkhawatirkan target penyelesaian proyek hanya akan semakin sulit tercapai. Sementara, harapan masyarakat untuk segera beroperasinya fasilitas kesehatan ini, bertambah besar.
“Harapan masyarakat terhadap keberadaan rumah sakit ini sangat besar. Artinya infrastruktur ini memang sangat penting dalam peningkatan pelayanan kesehatan di Balikpapan. Jangan sampai proyek ini terus tertunda tanpa solusi yang konkret dari kontraktor,” tegasnya.
Untuk itu, Sufyan meminta kontraktor fokus menyelesaikan proyek sesuai target. Proyek yang berbiaya hingga Rp106 miliar dengan sistem tahun jamak itu, menurutnya, harus dapat dikerjakan secara serius.
“Ini bukan anggaran kecil, jadi jangan main-main. Penyelesaian proyek harus berjalan sesuai rencana tanpa ada lagi persoalan atau kendala teknis yang berlulang,” pungkasnya