Presiden Prabowo Subianto meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan di 18 provinsi, termasuk PLTU Kalselteng 2 di Kecamatan Jorong, Kalimantan Selatan. Proyek tersebut dikerjakan oleh PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Timur (UIP KLT) melalui Unit Pelaksana Proyek Kalimantan Bagian Timur 4.
Proyek infrastruktur ketenagalistrikan ini buah komitmen pemerintah dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan sekaligus mendorong kemandirian energi nasional.
General Manager PLN UIP KLT, Raja Muda Siregar, menegaskan pentingnya inovasi dalam menyediakan listrik andal bagi masyarakat. “Energi listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang harus terpenuhi. Kami terus bergerak dan berinovasi untuk memberikan pasokan yang stabil dan andal,” ujarnya.
PLTU Kalselteng 2, dengan kapasitas 2X100 MW, akan memperkuat sistem kelistrikan hingga memenuhi kebutuhan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Selain tentu keberadaanya turut mendukung pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
Dalam pengoperasinya, PLTU ini menghasilkan limbah utama berupa fly ash and bottom ash (FABA). Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021, FABA tergolong limbah tidak berbahaya. Sehingga jenis limbah ini bisa bermanfaat untuk berbagai keperluan, terutama sebagai bahan baku konstruksi.
“Limbah ini bisa dimanfaatkan sebagai material campuran untuk paving block, batako, beton, dan produk lainnya,” jelas Raja.
PLN UIP KLT Kedepankan Praktik Terbaik dalam Pengelolaan Limbah
Melalui ragam manfaatnya ini, FABA kemudian memiliki nilai ekonomis. Warga sekitar PLTU Asam-asam, cukup banyak yang mamanfaatkan FABA sebagai campuran bahan baku konstruksi. PLTU ini rerata memproduksi FABA hingga 160 ton/hari.
Sedangkan FABA PLTU Kalselteng 2 kini tengah diuji sebagai bahan baku rumah ikan berupa bioreef block. Upaya ini tentunya akan mendukung konservasi terumbu karang dan menjaga ekosistem laut. Meski pembangkit tersebut saat ini baru mampu memproduksi FABA hingga 1.440 kg/hari.
Meski FABA tergolong limbah non-B3, penholahan dan pemanfaatannya tetap harus memenuhi standar nasional dan internasional. Raja menekankan pentingnya mengolah limbah sesuai praktik terbaik agar manfaat ekonominya tetap maksimal, tapi tidak mengorbankan kelestarian lingkungan.
“Kami mengapresiasi kerja keras seluruh pihak yang mendukung pembangunan PLTU ini. Dengan beroperasinya PLTU Kalselteng 2 sesuai kapasitas 2×100 MW, masyarakat tidak hanya mendapatkan listrik yang andal, tetapi limbahnya juga memberikan nilai ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan,” tuturnya.
Proyek PLTU Kalselteng 2 menjadi tonggak penting bagi PLN dalam memadukan tujuan pembangunan infrastruktur energi dengan keberlanjutan lingkungan. Terlebih strategi ini sejalan dengan visi besar pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi nasional.