Berita UtamaEkonomi dan Bisnis

Rekor Teknik Pengeboran Onshore PHSS Sukses Intervensi Biaya Ratusan Ribu Dollar

×

Rekor Teknik Pengeboran Onshore PHSS Sukses Intervensi Biaya Ratusan Ribu Dollar

Sebarkan artikel ini
Instalasi lapangan migas PHSS di wilayah kerja zona 9 regional 3 Kalimantan Timur. (foto: ist/ilustrasi)

Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) mencatat rekor pengeboran lapangan minyak dan gas (migas) darat atau onshore di Indonesia.

Keberhasilan tersebut dilakukan menggunakan teknik Casing while Drilling (CwD) pada sumur SEM-184 di wilayah kerja Semberah PHSS. Dengan catatan pengeboran mencapai 2.510 ft (766 m). Terpenting lagi, teknik tersebut sukses mengefisiensi jumlah hari operasional atau setara US$120 ribu.

Teknik CwD merupakan pengeboran sumur yang dilakukan secara bersamaan dengan pemasangan selubung (casing), yakni pipa untuk melapisi lubang bor. Teknik ini mampu menekan risiko gas dangkal dan hilangnya sirkulasi.

Senior Manager Drilling & Well Intervention Regional 3, Dhanar Eko Prasetyo, menerangkan bahwa menggunakan teknik yang sama PHSS telah berhasil mengebor 84 sumur.  Teknik CwD merupakan langkah strategi mengoptimasi operasi secara efektif, efisien, cepat, dan selamat.

“Teknik ini berhasil menghemat hari operasi selama 80 jam, sehingga berkontribusi terhadap pencapaian 7.904 jam safety man hours,” ungkap Dhanar melalui rilis, Selasa (3/9/2024).

PHSS Komitmen Menerapkan Inovasi Teknologi Demi Ketahanan Energi

Perusahaan, lanjut dia, selalu berkomitmen melakukan inovasi dan penerapan teknologi dalam menjalankan operasi yang selamat, andal, dan ramah lingkungan. Tentunya dengan secara disiplin menerapkan praktik-praktik terbaik di industri hulu migas nasional dan dunia.

Termasuk melakukan penyelesaian proses komplesi dual monobore di tiap sumur PHSS yang kemudian berhasil menurunkan biaya operasional secara signifikan.

Komplesi dual monobore adalah teknik penggunaan dua rangkaian tubing berdiameter 3-1/2” yang disemen hingga ke permukaan. Cara tersebut memungkinkan produksi awal hidrokarbon dan workover untuk meningkatkan produksi sumur tanpa memerlukan rig.

“Sebagai perbandingan, komplesi konvensional menggunakan satu rangkaian tubing tanpa semen akan memerlukan rig untuk pemasangan dan pencabutan tubing. Cara ini tentu berdampak terhadap biaya,” jelasnya.

Manager PHSS Field, Iva Kurnia Mahardi, menerangkan bahwa kedua teknik merupakan terobosan demi menjaga nilai keekonomian proyek migas. Utamanya di Zona 9 yang meliputi lapangan kerja PHSS.

Dual monobore terbukti lebih efisien dari sisi waktu dan biaya, menurunkan risiko produksi dan keselamatan kerja selama intervensi sumur. Serta mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dalam pekerjaan lanjutan.

Teknik ini mampu menekan biaya investasi mencapai US$150 ribu, sehingga dianggap sebagai metode terbaik di industri hulu migas saat ini.

“Penerapan ini untuk mempertahankan tingkat produksi lapangan PHSS sehinga dapat terus mendukung ketahanan energi nasional,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *