BeritaKesehatan

Langkah Puskesmas Identifikasi Masalah Gizi pada Balita di Gunung Sari Ilir

×

Langkah Puskesmas Identifikasi Masalah Gizi pada Balita di Gunung Sari Ilir

Sebarkan artikel ini
Kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Gunung Sari Ilir. (foto: ist/pkmgsi)

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunung Sari Ilir memfokuskan pengawasan sebagai langkah deteksi dini masalah gizi balita. 

Untuk mendukung upaya tersebut, Puskesmas memaksimalkan kegiatan penimbangan rutin bulanan di lingkungan kader kesehatan di pos pelayanan terpadu (posyandu). Melalui kegiatan tersebut, fasilitas kesehatan yang ada di Balikpapan Tengah itu dapat mengidentifikasi balita yang mengalami problem gizi. 

Ahli Gizi Puskesmas Gunung Sari Ilir, Riana Angelina, mengakui data hasil penimbangan bulanan berfungsi sebagai dasar pemberian Program Makanan Tambahan (PMT).

“Setiap bulan ada penimbangan. Dari situ kita bisa mengidentifikasi berapa yang gizi kurang, berapa yang bobotnya tetap, dan berapa yang bobotnya kurang,” ujarnya, Senin (24/11/2025).

Meski demikian, proses tidak berhenti sampai pada pencatatan hasil penimbangan. Laporan yang terkumpul dari kader menjadi rujukan bagi tim gizi puskesmas dalam menentukan langkah lebih lanjut. 

Pemantauan yang dilakukan setiap bulan mempercepat pemantauan tren tumbuh kembang anak, sehingga intervensi dapat dilakukan sedini mungkin. Dengan mekanisme tersebut, Puskesmas Gunung Sari Ilir berharap dapat menekan risiko yang lebih buruk. 

“Kader melakukan penimbangan posyandu tiap bulan, kemudian laporannya kita proses untuk melakukan langkah lebih lanjut,” tutur Riana.

Selanjutnya, balita yang terdeteksi gizi kurang, akan mendapat PMT selama 56 hari. Sedangkan, kelompok balita bobot kurang menerima PMT selama 28 hari dan balita bobot stagnan mendapatkan PMT selama 14 hari. 

Riana menjelaskan, balita dengan bobot stagnan sebenarnya belum dapat disimpulkan sebagai kategori kekurangan gizi. Hanya saya, perlu mendapat PMT untuk meningkatkan status gizinya. Begitu pula pada balita dengan bobot kurang.

“Kader kesehatan nanti mengantarkan PMT sesuai kategorinya. Untuk balita gizi kurang itu 56 hari, balita bobot tetap 14 hari, dan balita bobot kurang 28 hari,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan