PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field berhasil meningkatkan produksi mencapai 5.649 barel minyak per hari (bopd). Sedangkan gas bumi mencapai 6.237 juta standar kaki kubik (mmscfd) per hari.
Pjs. General Manager Zona 9, Ade Diar Suhendar, mengungkap pencapaian tersebut tak lepas dari faktor penerapan BioEcoFizz dan Pertanofa. Lebih lanjut dijelaskan,kedua inovasi inisejatinya memiliki konsep serupa.
Secara teknis, keduanya sama-sama mengubah air di dalam lubang sumur menjadi busa atau foam. Teknik tersebut bertujuan mengurangi tinggi kolom air dalam sumur sehingga membuat tekanan hidrostatik berkurang.
“Ketika tekanan hidrostatik berkurang dan lebih rendah dari tekanan reservoir, sumur yang sebelumnya mati akan dapat mengalir kembali,” jelas Ade.
Kemudian kegiatan rocking, yakni intervensi tanpa rig yang bertujuan memantik sumur agar memiliki aliran alami (natural flow). Dengan begitu, sumur-sumur yang tadinya berhenti berproduksi, menjadi tetap bisa mengalirkan minyak dan gas bumi (migas).
Aktivitas rocking yang diterapkan di lokasi sumur NKL-1042 kemudian berhasil meningkatkan produksi menjadi 838 bopd dan 1.027 mmscfd. Padahal, sebelumnya sumur tersebut mengalami tren penurunan produksi dari waktu ke waktu.
Dengan teknik ini pula, sejumlah sumur gas mampu menghasilkan total 149 mmscfd pada pertengahan tahun 2024.
Strategi lainnya yakni instalasi mini gas compressor pada sumur gas. Instalasi tersebut juga berperan sebagai flare recovery unit di area station pool (SP) serta percepatan well service.
Langkah tersebut akhirnya memberikan kontribusi besar bagi produksi gas Sangasanga Field dengan rata-rata 21 persen dari total penjualan gas. Atau setara 281 mmscf per Juli 2024.
Penerapan Teknologi dan Inovasi Berperan Penting Dalam Mendukung Produksi Migas Nasional
Keberhasilan ini menjadi penting dalam rangka memenuhi kontrak bersama jual-beli gas dengan PLN Tanjung Batu.
Penerapan inovasi dan teknologi, kata Ade, menjadi komitmen perusahaan demi mempertahankan tingkat recovery dan produksi. Terutama bagi lapangan-lapangan migas yang berstatus mature.
“Penerapan inovasi ini hasil sinergi dengan PT Pertamina (Persero) dan subholding upstream Pertamina sebagai kontribusi terhadap produksi migas nasional,” ungkapnya.
Senior Manager PEP Sangasanga Field, Sigid Setiawan, memastikan bahwa seluruh aktivitas produksi perusahaan tentu mempertimbangkan inovasi dan teknologi tepat guna. Dengan begitu akan membuka peluang–peluang perusahaan untuk memperpanjang usia sumur dan memelihara tingkat produksi.
“Atas semua upaya dan inovasi yang dilakukan, PEP Sangasanga Field terus berkontribusi bagi pemenuhan kebutuhan energi Indonesia,” pungkasnya.