Lapak-lapak takjil dadakan yang menjamur di bahu jalan saat Ramadan menjadi sorotan DPRD Balikpapan. Keberadaan lapak pedagang yang memakan badan jalan tentu akan memperparah kemacetan, terutama menjelang waktu berbuka puasa.
Anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Syarifuddin Oddang, menilai bahwa kondisi ini perlu penanganan tanpa mengesampingkan kepentingan ekonomi para pedagang.
“Lapak dagangan yang memakan badan jalan memang menjadi masalah tersendiri. Penertiban harus dilakukan dengan bijaksana, tanpa mengabaikan mata pencaharian pedagang,” ujar Oddang, Minggu (2/3/2025).
Menurutnya, solusi terbaik bukan hanya dengan menindak, tetapi juga memberikan edukasi kepada pedagang mengenai pentingnya ketertiban.
“Kita harus mendukung perekonomian masyarakat, tetapi bukan berarti membiarkan pelanggaran. Paling tidak, kita harus memberikan edukasi kepada para pedagang agar mereka bisa berjualan tanpa mengganggu lalu lintas,” jelasnya.
Kemacetan saat Ramadan menjadi persoalan serius di Balikpapan, terutama di kawasan Kilometer 1 hingga kawasan Rapak yang sering mengalami kepadatan. Lonjakan aktivitas masyarakat, terutama saat pulang kerja bersamaan dengan jelang berbuka puasa, menjadi pemicu utama kemacetan.
“Kemacetan sering terjadi di jam-jam tertentu, khususnya ketika menjelang berbuka puasa. Kita minta masyarakat agar lebih sadar dalam mematuhi aturan lalu lintas. Kesabaran menjadi sikap penting dalam menjalani Ramadan ini,” tegas Oddang.
Ia menilai bahwa selain kesadaran masyarakat, peran pemerintah dalam mengelola lalu lintas dan menata lokasi pedagang takjil juga sangat penting.
Oddang berharap pemerintah mengambil langkah yang adil dalam menyelesaikan persoalan ini. Penertiban harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan ketertiban umum.
“Pasar takjil adalah bagian dari Ramadan, tetapi perlu diatur agar tidak merugikan pengguna jalan. Solusinya bukan sekadar melarang, tetapi mencari tempat yang lebih sesuai bagi pedagang,” ujarnya.