Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan komitmen untuk memperkuat kemitraan global sektor energi.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyatakan bahwa kepercayaan investor menjadi dorongan utama bagi penguatan industri migas nasional. Maka dari itu, pemerintah kini serius membenahi regulasi, memperkuat konektivitas data, dan menerapkan kebijakan fiskal yang fleksibel.
“SKK Migas siap menjadi mitra yang proaktif, responsif, dan mendukung penuh setiap investasi hulu migas di Indonesia,” sambung Djoko dalam kesempatan IPA Special Session: Building Partnership – Indonesia Oil and Gas Investment di ICE BSD, Rabu (21/5/2025).
Lanjut ia memaparkan bahwa investasi dan aktivitas eksplorasi migas selama beberapa tahun terakhir, menunjukan peningkatan. Penemuan-penemuan terbaru, membuat Indonesia menjadi hot spot eksplorasi di Asia Tenggara dan global.
Sebagai strategi jangka menengah, pemerintah menawarkan 60 Wilayah Kerja (WK) Migas baru dalam dua tahun ke depan. Djoko menilai pentingnya langkah tersebut demi menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional.
Dalam kesempatan itu, ia turut menyampaikan apresiasi kepada operator dan investor migas global yang telah berkontribusi aktif. Sejumlah perusahaan, semisal ExxonMobil, Shell, Pertamina, Total, dan BP hadir dalam sesi tersebut.
Baru 37 Persen Total Potensi Migas Indonesia yang Tergarap
Deputi Eksplorasi SKK Migas, Rikky Rahmat Firdaus, menambahkan bahwa Indonesia masih memiliki potensi besar di sektor migas. Saat ini, terdapat 128 cekungan sedimen, tapi baru 20 yang berproduksi.
“Sebanyak 27 cekungan sudah ditemukan hidrokarbonnya, tetapi belum dikembangkan. Ini baru 37 persen dari total potensi,” timpal Rikky.
Kemudian, setidaknya ada 162 WK di Indonesia, dengan potensi cadangan migas mencapai sekitar 9 miliar barrel setara minyak (BBOE). Untuk itu, SKK Migas menilai, penambahan WK dan eksplorasi baru sangat mendesak.
Tiga Skema Investasi Hulu Migas, Regulasi Kemitraan Strategis Sudah Tahap Finalisasi
Rikky memaparkan investor kini dapat mengakses tiga skema investasi hulu migas. Pertama, pengajuan WK baru di open area. Kedua, mekanisme farm-in pada WK yang sudah ada. Ketiga, kemitraan strategis dengan operator eksisting.
“Dalam skema farm-in, kami akan informasikan WK yang membuka data untuk mencari partner. Selanjutnya, SKK Migas memberikan informasi PIC untuk proses B-to-B (business to business),” urainya.
Sedangkan untuk kemitraan strategis, bisa menjadi opsi saat operator kesulitan mengembangkan lapangan. Skema ini memungkinkan kolaborasi tanpa mengubah participating interest yang ada.
Rikky memastikan, regulasi mengenai skema kemitraan strategis saat ini sudah dalam tahap akhir. SKK Migas menargetkan implementasi atas regulasi tersebut dapat segera berlaku.
“Kolaborasi kuat adalah kunci ketahanan energi nasional,” ucapnya.
Ia juga memastikan SKK Migas siap memfasilitasi seluruh proses keterlibatan investor. SKK Migas akan terus menyediakan data, menginformasikan area potensial, dan mendukung kemudahan proses investasi.