Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri, mengaku prihatin atas insiden enam anak tewas tenggelam di kubangan Jalan PDAM, Graha Indah, Balikpapan Utara.
Selain menyampaikan duka cita, Alwi mengindikasi adanya kelalaian di balik peristiwa yang terjadi pada Minggu (17/11/2025) itu. Terutama mengenai ketiadaan pengamanan di area yang berbatasan dengan permukiman warga.
Keberadaan kolam penuh air dan tidak berpagar, menurutnya, semakin berisiko karena mudah diakses oleh anak-anak.
“Kami mendapat informasi bahwa anak-anak bermain di sekitar kubangan. Ada enam anak yang meninggal. Kami sangat prihatin,” ucap Alwi saat meninjau lokasi kejadian, Senin (17/11/2025).
Menanggapi persoalan tersebut, DPRD memastikan akan memanggil sejumlah pihak terkait. Mulai dari pengembang perumahan dan instansi pemerintah terkait.
Alwi, menegaskan bahwa DPRD menghormati proses penyelidikan kepolisian. Ia berharap hasil penyelidikan dapat segera mengungkap penyebab insiden tersebut.
“Kita serahkan kepada pihak kepolisian untuk menindaklanjuti apakah ini bentuk kelalaian,” ujarnya.
Ketua dewan turut menyinggung proses pematangan lahan di kawasan tersebut, yang diindikasi menjadi muara persoalan. Menurut informasi dari warga setempat, lokasi kejadian tadinya merupakan dataran tanpa kolam.
“Kenapa setelah pematangan lahan ada kolam? Mestinya kalau pematangan lahan diratakan, bukan meninggalkan kolam yang berbahaya bagi anak-anak,” tegas Alwi.
Maka dari itu, pemanggilan pihak-pihak terkait tersebut satu di antaranya untuk memastikan pelaku pematangan lahan.
Namun, Alwi menilai, dugaan pelaku land clearing adalah pihak pengembang yang beroperasi di sekitar lokasi kejadian. Namun demikian, pihak pengembang sempat membantah dugaan tersebut.
“Tentunya harus ada pertanggungjawaban. Kami meminta pengembang bertanggung jawab,” tutur Alwi.
Kejadian ini juga mengingatkan semua pihak mengenai pentingnya pengawasan dan antisipasi terhadap bahaya pada aktifitas pengembangan lahan. Sehingga tidak ada lagi korban pada masa mendatang.














