Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) RI, Natalius Pigai, menekankan peran penting media dan pers dalam sistem demokrasi. Satu di antara empat pilar demokrasi di Indonesia itu, Ia ibaratkan sebagai cahaya yang membuka jendela dunia.
Perihal tersebut Pigai sampaikan saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) ke-3 di Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (16/12/2024).
“Saya yakin media bukan hanya jadi jendela dunia, tapi juga jadi cahaya dunia,” ucapnya memberi sambutan.
Pigai melanjutkan, dalam isi Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, telah menempatkan demokrasi pada urutan pertama bersama Pancasila dan HAM. Dengan begitu, menunjukan bahwa pemerintah menjunjung tinggi, mengedepankan demokrasi dalam visi pembangunan negara menuju Indonesia Emas 2045.
“Poin 1 itu berarti adiluhung, paling puncak dalam tata kelola negara kita,” terangnya.
Sejalan dengan itu, maka Pigai mendorong media untuk berani dan tak gentar dalam menyuarakan kebenaran demi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Kementerian HAM tak menampik adanya ruang kosong dalam tata kelola dan jalannya pemerintahan di negara ini. Sehingga, lanjut Pigai, media perlu memanfaatkan ruang-ruang kosong yang ada sebagai kritik membangun bagi pemerintah.
“Suarakan tentang terjadinya kebodohan, kemiskinan, kesulitan, kelaparan dan problem bangsa lainnya, tanpa campur tangan siapapun. Media harus memberi berita akurat dan sesuai fakta dengan menunjung tinggi kejujuran,” serunya kepada peserta Rakernas.
Menteri HAM merasa bangga mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dalam Rakernas ke-3 JMSI di Kaltim. Ia berharap JMSI menjadi komunitas perusahaan pers yang berkualitas dan berjaya pada masa mendatang.
“Saya akan datang lagi untuk Rakernas JMSI ke-30,” kelakarnya, sambil berharap agar JMSI terus solid dan eksis.