BeritaKesehatan

Puskesmas Gunung Sari Ilir Pastikan Komposisi PMT Sesuai Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

×

Puskesmas Gunung Sari Ilir Pastikan Komposisi PMT Sesuai Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Sebarkan artikel ini
Ahli Gizi Puskesmas Gunung Sari Ilir, Riana Angelina, memastikan komposisi menu PMT menyesuaikan kebutuhan gizi ibu hamil. (foto: narasinegeri)

Komposisi menu Program Makanan Tambahan (PMT) menjadi perhatian utama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunung Sari Ilir. 

Pemberian PMT merupakan langkah penting memperbaiki kondisi gizi ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Maka dari itu, Puskesmas harus memastikan menu PMT dapat memenuhi kebutuhan energi dan protein ibu hamil.

Ahli Gizi Puskesmas Gunung Sari Ilir, Riana Angelina, menerangkan penyiapan menu PMT harus menyesuaikan ketentuan pola harian. Untuk enam hari pertama, ibu hamil mendapat dua jenis kudapan tinggi protein, seperti olahan ikan, telur, kacang-kacangan, atau makanan kaya energi lainnya. Sedangkan satu hari lagi, sasaran PMT mendapat makanan lengkap untuk mendukung kebutuhan gizi pokok harian.

“Satu harinya lagi mendapat makanan lengkap. Kandungannya nasi, sayur, buah, protein hewaninya dua, protein nabatinya satu,” jelasnya, Senin (24/11/2025).

Komposisi PMT mempertimbangkan kebutuhan protein yang lebih tinggi pada ibu hamil, terutama bagi mereka yang mengalami KEK. Protein hewani, seperti ikan dan telur, menjadi sumber utama yang dapat memperbaiki jaringan tubuh. Protein nabati, sayur dan buah juga menjadi komponen wajib untuk melengkapi kebutuhan nutrisi ibu hamil.

“Yang kita beri PMT itu ibu hamil dengan masalah gizi, berarti dia mengalami KEK. Ini kita berikan untuk menaikkan status gizinya,” imbuh Riana.

Pemberian PMT selama 120 hari pada trimester awal kehamilan berfungsi mendukung tumbuh kembang janin. Intervensi ini tidak hanya bertujuan menaikkan berat badan, tetapi juga memastikan kecukupan zat gizi yang berperan penting bagi kesehatan ibu dan janin.

Selain pemberian PMT, edukasi menjadi bagian tidak terpisahkan dari upaya penanganan masalah gizi. Puskesmas memanfaatkan kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu) bulanan untuk menyampaikan informasi mengenai pemenuhan gizi yang benar. 

“Edukasi penting, karena ada banyak faktor yang memengaruhi masalah gizi. Setiap bulan ada kegiatan posyandu, dari situ kader menyampaikan ke masyarakat mengenai pentingnya memperhatikan pemenuhan gizi,” tutur Riana.

Tinggalkan Balasan