BeritaKesehatan

Puskesmas Gunung Sari Ilir Ingatkan Air Minum Harus Melalui Pengolahan Tepat

×

Puskesmas Gunung Sari Ilir Ingatkan Air Minum Harus Melalui Pengolahan Tepat

Sebarkan artikel ini
Tenaga sanitasi lingkungan Puskesmas Gunung Sari Ilir, Annisa Nur Azzahrah, menegaskan kualitas air untuk konsumsi sehari-hari perlu melalui proses yang terjamin. (foto: ist/pkmgsi)

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunung Sari Ilir menekankan pentingnya pengolahan air rumah tangga yang aman. Langkah tersebut untuk memastikan kelayakan air minum bagi kesehatan.

Pengolahan yang tepat berguna mencegah gangguan kesehatan, terutama yang disebabkan bakteri E. coli. Pengolahan air sesuai standar kesehatan, juga dapat menekan risiko kontaminasi bakteri berbahaya yang memicu gangguan pencernaan.

Tenaga sanitasi lingkungan Puskesmas Gunung Sari Ilir, Annisa Nur Azzahrah, menegaskan kualitas air untuk konsumsi sehari-hari perlu melalui proses yang terjamin. Salah satu cara paling efektif adalah dengan memasak air hingga benar-benar matang.

“Air untuk konsumsi sebaiknya layak, artinya melalui pengolahan yang terjamin. Misalnya, air minum sebaiknya dimasak biar terjamin, bakterinya hilang,” tegasnya, Selasa (25/11/2025).

Ia menambahkan, pengolahan air bukan hanya soal rutinitas, tetapi bagian dari upaya memenuhi indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Di lain sisi, puskesmas melakukan Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAM RT) sebagai upaya menilai kelayakan air untuk kebutuhan sehari-hari. Studi ini menganalisis air minum dan air bersih yang digunakan masyarakat untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan harian lainnya. 

Dalam kegiatan tersebut, tim sanitasi lingkungan menguji sampel air dari tiap rumah tangga dengan tiga indikator. Pertama indikator fisik, yakni pengukuran terhadap suhu, warna, bau, dan tingkat kekeruhan.

Kemudian, indikator kimia untuk mengukur kandungan aluminium, besi, sisa klor, kromium, nitrat, dan nitrit. “Terakhir dan paling penting yaitu indikator biologi, mencakup kandungan bakteri E. coli yang menyebabkan penyakit diare,” jelasnya.

Adapun pengujian dengan cara mengambil sampel dari 30 rumah tangga secara acak di Kelurahan Gunung Sari Ilir. Temuan yang muncul menjadi dasar bagi puskesmas untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya memperhatikan kelayakan air untuk konsumsi maupun keperluan harian.

Tinggalkan Balasan