Pola konsumsi anak-anak saat ini menjadi satu di antara perhatian utama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunung Sari Ulu. Khususnya, terkait dengan potensi keluhan kesehatan gigi pada anak.
Kebiasaan konsumsi makanan manis dan jajanan dengan kadar gula tinggi akan meningkatkan risiko terjadinya karies (gigi berlubang).
Penanggung Jawab Poli Gigi Puskesmas Gunung Sari Ulu, drg. Rosmalia Indah, mengungkap hampir 80 persen anak di wilayahnya mengalami karies. Fakta tersebut mengemuka melalui serangkaian pemeriksaan dan skrining tenaga kesehatan ke sekolah-sekolah maupun kunjungan posyandu di kelurahan Gunung Sari Ulu.
“Dalam berbagai kegiatan penjaringan atau skrining ke sekolah-sekolah, kita temukan rata-rata hampir 80 persen anak-anak mengalami gigi berlubang,” sebut drg. Rosmalia, Kamis (13/11/2025).
Untuk menekan potensi gangguan kesehatan gigi ini, puskesmas menyisipkan edukasi kepada anak di sela kegiatan penjaringan atau skrining. Rosmalia mengimbau anak-anak usia sekolah untuk membatasi konsumsi makanan manis dan menganjurkan agar memperbanyak minum air putih.
Selain edukasi, melalui kegiatan-kegiatan tersebut, puskesmas juga meningkatkan peran serta para orang tua. Tujuannya agar orang tua menjadi contoh bagi anak dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan keluarga.
Rosmalia menambahkan, kebiasaan menjaga kebersihan gigi perlu ditanamkan sejak dini agar terbawa hingga dewasa.
“Kalau anak-anak sudah terbiasa merawat gigi sejak kecil, mereka akan tumbuh dengan kesadaran mengenai pentingnya menjaga kesehatan diri,” ujarnya.
Puskesmas Gunung Sari Ulu akan terus memperluas kegiatan penjaringan kesehatan gigi ke sekolah-sekolah di wilayah kerjanya. Tujuannya, agar tidak ada lagi anak yang mengalami gangguan akibat gigi berlubang.
“Harapan kami, anak-anak bisa tumbuh sehat, terbebas dari karies. Karena kesehatan gigi itu bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan,” tutupnya.












