Operasional area kilang Pertamina di Balikpapan segera mendapat dukungan listrik berkapasitas 2,5 MWp melalui pembangkit tenaga surya.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini buah kolaborasi PT Kilang Pertamina Internasional dan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE). PLTS tersebut nantinya terpasang di atap gedung HSSE, warehouse, dan gedung workshop di area kilang Balikpapan.
Dengan kapasitas PLTS-nya, kilang Balikpapan berpotensi menurunkan emisi sebesar 2.736 ton CO2 per tahun. PLTS atap ini juga akan menjadi yang terbesar dari seluruh area operasional Pertamina di Indonesia.
Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE, Norman Ginting, menyampaikan bahwa kerjasama pembangunan PLTS ini adalah komitmen konkrit Pertamina Group.
Kolaborasi pemanfaatan PLTS bersama Kilang Pertamina Internasional, kata dia, memang bukan sesuatu yang baru. Dengan begitu maka langkah ini semakin memacu semangat Pertamina NRE dalam mewujudkan komitmen menurunkan emisi di area operasional Pertamina.
“Saya mengapresiasi kolaborasi strategis ini. Pertamina NRE berkomitmen terus mendukung upaya penurunan emisi. Kami sangat senang bahwa kolaborasi ini terus berlanjut,” ujar Norman baru-baru ini.
KPI Bakal Berkontribusi Turunkan Emisi 12.722 Ton setara CO2 per Tahun
Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional, Didik Bahagia, menambahkan bahwa pembangunan PLTS ini wujud nyata kontribusi dan kerjasama kedua pihak. Kesempatan ini akan menjadi batu loncatan istimewa bagi Pertamina untuk mewujudkan pemanfaatan energi baru terbarukan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“Construction commencement ceremony PLTS ini menjadi milestone istimewa menurunkan emisi untuk mencapai Net Zero Emission tahun 2060,” seru Didik.
Pembangunan ini akan menggenapi jumlah kapasitas PLTS Kilang Pertamina Internasional di semua area operasi menjadi 12,37 MWp.
Saat ini sudah 4 area kilang pertamina mendapat dukungan listrik tenaga surya dengan jumlah kapasitas 9,87 MWp. Seluruhnya meliputi area Kilang Dumai, Balongan, Cilacap serta Kilang Plaju.
Dengan tambahan beroperasinya PLTS di area kilang Balikpapan kelak, maka potensi penurunan emisi mencapai 12.722 ton setara CO2 per tahun.
“Operasional dan optimisasi cost menunjukkan kinerja yang baik. Pada prosesnya, keringat kita bercucuran dan memberikan hasil yang terbaik untuk perusahaan,” tambah Didik.
Ia berharap proyek ini menjadi simbiosis mutalisme dengan PNRE dalam memastikan operasional PT KPI terus terjaga.
“Saat ini program Revamp telah usai, mari kita jaga agar tetap beroperasi dengan normal sehingga tahun depan dapat menyelesaikan RFCC untuk penambahan kapasitas,” demikian dia.