BeritaKesehatan

Peringatkan Risiko Penularan DBD, Puskesmas Gunung Sari Ilir Ingin Warga Sekolah Gencarkan PSN

×

Peringatkan Risiko Penularan DBD, Puskesmas Gunung Sari Ilir Ingin Warga Sekolah Gencarkan PSN

Sebarkan artikel ini
Lingkungan sekolah menyimpan titik potensi genangan air sebagai tempat hidup jentik. (ilustrasi: ist/pkmgsi)

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunung Sari Ilir menyoroti pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sekolah. Langkah ini sebagai bagian dari upaya kolektif mencegah demam berdarah. 

Lingkungan sekolah merupakan salah satu titik rawan karena aktivitas padat selama jam belajar. Selain juga menyimpan banyak potensi titik genangan air sebagai tempat hidup jentik.

Mengmati hal itu, Tenaga Sanitasi Lingkungan Puskesmas Gunung Sari Ilir, Annisa Nur Azzahrah, menekankan kebersihan sekolah harus menjadi perhatian serius. Terutama saat memasuki musim penghujan seperti sekarang. 

Pengawasan kebersihan lingkungan sekolah tidak kalah penting dari pembersihan di lingkungan permukiman warga.

“Jangan sampai lingkungan tempat tinggal sudah aman, tapi sekolah menjadi lokasi penularan,” serunya, Rabu (26/11/2025).

Annisa mencermati, sekolah memiliki banyak titip potensial penampung air, seperti talang yang tersumbat, pot tanaman, serta kaleng bekas. Termasuk tempat penampungan air untuk kegiatan kebersihan. 

Titik-titik tersebut berpotensi menjadi tempat ideal berkembangbiaknya jentik, jika kebersihannya tidak terjaga. 

Kemudian, ruang kelas juga harus mendapat perhatian. Sudut ruangan yang gelap, tumpukan barang, hingga gorden panjang sering kali menjadi tempat persembunyian nyamuk dewasa. 

Annisa menambahkan pencegahan tidak cukup dengan fogging, karena cara ini hanya efektif membunuh nyamuk dewasa, tetapi tidak berdampak pada jentik. Ia mendorong sekolah untuk menerapkan pemeriksaan berkala melalui gerakan “Satu Kelas Satu Jentik Checker”. 

Program tersebut memungkinkan warga sekolah berperan aktif dalam PSN. Sedangkan dengan pendekatan edukasi, siswa mampu memahami risiko DBD dan menjaga kebersihan lingkungan secara mandiri.

“Kalau tidak ada jentik, maka tidak ada nyamuk yang menjadi perantara virus dengue penyebab demam berdarah,” sambungnya.

Puskesmas menegaskan PSN berpotensi menekan risiko penularan DBD hingga lebih dari 70 persen. Karenanya, kolaborasi antara seluruh warga sekolah menjadi langkah yang wajib untuk ditingkatkan.

Tinggalkan Balasan