Kader posyandu memegang peran penting dalam kegiatan skrining penyakit tidak menular (PTM) di wilayah Gunung Sari Ilir, Balikpapan Tengah. Kader menjadi pendamping langsung dalam kegiatan pemantauan, membantu proses pemeriksaan serta edukasi kesehatan ke lingkungan Rukun Tetangga (RT).
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat mengakui kontribusi kader terhadap efektivitas deteksi dini PTM.
Penanggung Jawab PTM Puskesmas Gunung Sari Ilir, Anggreini Asri Arumdina, menjelaskan bahwa kolaborasi ini untuk memastikan pemeriksaan mencakup seluruh kalangan. Kader tidak hanya mendampingi tenaga kesehatan, tetapi juga membantu menyisipkan edukasi untuk meningkatkan pemahaman warga mengenai pentingnya pola hidup sehat.
“Kader posyandu berperan dalam kegiatan pemantauan PTM di lingkungan masyarakat. Dalam kegiatan ini kita sekalian menyisipkan edukasi kepada pasien atau keluarganya,” ujarnya, Jumat (21/11/2025).
Dalam skrining, tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat, hingga hemoglobin (Hb). Pemeriksaan tersebut bertujuan mendeteksi risiko diabetes melitus, hipertensi, serta potensi gangguan metabolik yang umum ditemui di masyarakat perkotaan.
“Kita fokus melakukan skrining PTM ke lingkungan RT-RT. Pemeriksaannya gula darah, kolesterol, asam urat, bahkan kita mengecek Hb,” sebut perawat yang akrab disapa Arum itu.
Lanjut ia memaparkan, gula darah tinggi masih menjadi temuan terbanyak dari serangkaian skrining di lapangan. Hipertensi turut mendominasi hasil pemeriksaan, sementara kolesterol dan asam urat relatif lebih rendah.
Kondisi ini, menurutnya, menunjukkan perlunya peningkatan pengawasan kesehatan berbasis komunitas.
“Dari pemeriksaan, seringkali kita temukan kadar gula darah tinggi. Selain itu, hipertensi juga perlu menjadi perhatian,” sambungnya.
Arum menyarankan warga yang memiliki riwayat penyakit untuk melakukan pemeriksaan rutin sebulan sekali. Namun, bagi warga dengan pola makan tidak teratur atau tidak menerapkan gaya hidup sehat, pemeriksaan perlu dilakukan lebih sering.
“Dengan kondisi yang selalu terpantau, maka semakin memperbesar peluang untuk menurunkan risiko komplikasi,” tutupnya.














