Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memastikan bantuan beras ke wilayah terdampak bencana kekeringan di Kabupaten Mahakam Ulu, segera tersalur.
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan 68 ton dari total cadangan 680 ton beras di gudang Bulog. Penyaluran beras bantuan secara bertahap, dengan pengiriman pertama sebanyak 40 ton menggunakan kapal.
“Beras yang dikirim 68 ton. Dua kali pengiriman, yang pertama 40 ton menggunakan kapal,” jelas Rudy, Jumat (1/8/2025).
Pemprov semula berencana mengirim melalui jalur udara menggunakan helikopter. Namun, kapasitas angkutnya minim dan tidak efektif untuk menjangkau wilayah sejauh Mahakam Ulu (Mahulu).
“Lokasinya jauh, kapasitas bahan bakarnya berat, sehingga volume angkutnya semakin sedikit. Dan kita masih harus mengisi bahan bakar lagi di Kutai Barat,” jelasnya.
Di lain sisi, pengiriman melalui jalur sungai hanya bisa menjangkau ke wilayah Ujung Bilang di Kecamatan Long Bagun. Lokasi ini berjarak 100 kilometer lebih sedikit dari Long Apari, sebagai wilayah yang terdampak paling parah.
Setelah tiba di Ujoh Bilang, tim penanggulangan bencana setempat akan melanjutkan distribusi menggunakan kapal kecil ke wilayah-wilayah terdampak. Opsi tersebut mencermati kondisi jalur sungai yang kini dangkal.
“Sungai surut, riam dan bebatuan itu muncul. Ini menyulitkan kapal untuk lewat. Kalau di wilayah Batu Dinding (Kutai Barat) itu masih bisa dijangkau, selebihnya ke sana cukup sulit,” tambah Rudy.

Pemprov Kebut Pembangunan Jalan dan Bandara di Mahulu
Ia juga menyoroti harga LPG 3 kg di Mahulu yang kini menyentuh Rp300 ribu per tabung. Sama seperti halnya pengiriman bantuan beras, Pemprov tadinya mempertimbangkan jalur udara, tapi tidak memungkinkan.
“Distribusi LPG paling memungkinkan melalui jalur sungai. Kalaupun menggunakan pesawat, pembangunan bandara masih on progress. Insya Allah selesai tahun ini biar distribusi logistik menuju sana lebih mudah,” jelasnya.
Jalur sungai memang menjadi akses utama di sebagian besar wilayah Kabupaten Mahakam Ulu. Adapun untuk akses darat di wilayah ini rata-rata belum beraspal.
Pemprov Kaltim bersama Balai Jalan Nasional akan menyelesaikan akses jalan non-status di Mahulu. Beriringan dengan itu, Pemprov akan menuntaskan pengerjaan akses jalan dari Kutai Barat sampai ke Mahakam Hulu pada tahun ini.
“Insya Allah, tahun ini sudah nyambung sampai ke Ujung Bilang,” harap Rudy.
Ketersediaan akses udara di kabupaten termuda di Kaltim itu juga mendapat perhatian Pemprov. Gubernur memastikan pembangunan bandara di wilayah tersebut sampai kini masih terus berjalan.
“Waktu PSU Pilkada lalu, kami meninjau ke sana, pembangunan (bandara) sementara on progres, semuanya on going, jalannya kami rapikan,” tuturnya.