PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) berhasil membina pusat pengembangan dan pembelajaran (learning center) jamur di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Perusahaan migas ini semula menginisiasi lahirnya program Semai Jamur dengan Cerdas dan Berwawasan Pangan (Semur Cendawan). Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Semur Cendawan memproyeksi para petani jamur untuk memanfaatkan limbah serbuk kayu.
Head of CRC Zona 10 Subholding Upstream Pertamina, Dharma Saputra, menerangkan bahwa Semur Cendawan dirintis sejak awal 2022. Inisiasi ini tercetus dari keinginan sekelompok warga untuk mengurangi limbah serbuk kayu di Kelurahan Waru, Kabupaten PPU.
Pemanfaatan serbuk kayu pada kegiatan Semur Cendawan belakangan berhasil mengurangi pembakaran limbah sawmill setidaknya total 240 ton per tahun. Kemudian juga mengurangi penggunaan pupuk kimia mencapai 54 ton per tahun.
Baglog jamur yang tidak terpakai bisa menjadi campuran pupuk organik bersama kotoran hewan. Teknik ini akhirnya mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 40,77 ton CO2eq/tahun.
Catatan tersebut menunjukan bahwa program Semur Cendawan turut mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Dharma melanjutkan, CSR unggulan PHKT Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) ini ikut berkontribusi menciptakan kemandirian pangan melalui beragam inovasi. Antara lain, intensifikasi pertanian di lahan pekarangan melalui pembangunan apartemen jamur, dan Model Bisnis Kemitraan Plus bersama Masyarakat (Mitra Plusma).
Adapula pengolahan produk jamur, Sterilisasi Media Jamur Dalam Bejana (SEMENJANA), kemudian Pengkabut Rumah Cendawan dengan Terencana (BUMANTARA). Selain juga pengembangan Kompor Minyak Jelantah dengan Blower Tenaga Surya (KOMJEN BOSURYA) hingga pembentukan pusat pembelajaran.
Semula, pertanian jamur tiram di wilayah beranda Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara itu masih bisa dihitung dengan jari.
“Dengan adanya pendampingan PHKT, kini kemitraan di masyarakat semakin berkembang,” ungkap Dharma.
Menginisiasi Lahirnya Pusat Pembelajaran Budidaya Jamur di Beranda IKN
Mengenai pusat pembelajaran, ia menerangkan bahwa program ini juga bisa menjadi wadah pembelajaran kolektif kelompok maupun masyarakat. Fokusnya adalah mendorong para petani maupun komunitas untuk memiliki komoditas penyangga melalui budidaya jamur tiram dan hortikultura.
CSR perusahaan memang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kemandirian secara langsung maupun tidak langsung kepada penerima manfaat. Kini program tersebut menjadi satu-satunya pusat pembelajaran budidaya jamur di PPU.
“Pusat pembelajaran budidaya jamur Semur Cendwan berdasarkan surat edaran Dinas Ketahananan Pangan Kabupaten PPU,” tambahnya.
Dari sederet pencapaian itu, Semur Cendawan menerima penghargaan Platinum (Elite) pada Nusantara CSR Awards 2024 untuk kategori Mengakhiri Kelaparan. Pada tahun 2023 lalu, program ini juga mengantarkan PHKT-DOBS meraih penghargaan Emas pada Anugerah Lingkungan PROPER dari KLHK.
“Program Semur Cendawan menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan pangan dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan,” tuturnya.
Ketua Kelompok Bintang Jamur, Abdul Wahab, mengakui pendampingan PHKT telah mendorong inovasi dalam upaya mengatasi persoalan limbah serbuk kayu. Sebelumnya, Kelurahan Waru bisa menghasilkan limbah baglog sekitar 36 ton per tahun.
PHKT juga memberdayakan kalangan ibu rumah tangga melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Dahlia untuk membudidayakan jamur. Selain pula membina Kelompok Bintang Jamur.
“Sejak dicetuskannya Semur Cendawan, pola pikir masyarakat atas permasalahan alih fungsi lahan dapat diubah dengan aksi intensifikasi,” akunya.