Suara ombak berpadu dengan deru pengering rumput laut modern berbasis listrik mendengungkan optimisme Kampung Tihi-Tihi. Transformasi di pesisir kota Bontang itu membuka harapan baru bagi ratusan petani rumput laut setempat.
Sementara, PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) menghadirkan listrik yang mendukung operasional fasilitas tersebut. Melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Electrifying Marine, PLN mendukung transformasi kampung itu. Tihi-tihi kini menjadi pilot project sentra rumput laut modern.
General Manager PLN UIP KLT, Basuki Widodo, menegaskan komitmen pihaknya tidak hanya membangun infrastruktur. Melainkan juga memastikan pasokan listrik memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.
“Program Electrifying Marine di Tihi-Tihi ini adalah bukti bahwa kolaborasi teknologi dan pendampingan dapat mengubah tantangan menjadi peluang, mendorong komunitas pesisir kita menjadi wirausahawan mandiri dan modern,” ungkapnya, Jumat (14/11/2025).
Sebelum peluncuran program pada Juni 2025, dan beroperasi penuh di Oktober 2025, petani di Tihi-tihi menghadapi persoalan klasik. Mereka bergantung penuh pada kondisi cuaca. Setiap kali turun hujan, apalagi sampai berhari-hari, maka petani mengalami kerugian.
Namun, kini semua berubah setelah hadirnya Solar Dryer Dome bertenaga listrik dengan kapasitas enam ton.
“Dulu kalau hujan berhari-hari, hasil kami bisa rusak. Itu artinya kerugian. Sekarang kami bisa keringkan kapan saja. Kami yakin bisa lebih sejahtera,” ujar Ketua Kelompok Petani Rumput Laut Kampung Tihi-Tihi, Mustari.
Kehadiran listrik telah berdampak pada pembentukan kemandirian ekonomi masyarakat. Proses pengeringan kini lebih cepat, efisien, dan aman dari risiko cuaca. Kemudian, produktivitas menjadi stabil dan konsisten.
Pengeringan yang terkontrol menghasilkan rumput laut dengan kualitas premium dan terjamin. Produk kampung tersebut, saat ini mampu bersaing di pasaran.
Dukungan Tidak Terhenti Pada Sarana
Program tersebut tidak berhenti pada sarana. PLN juga memberikan pelatihan teknis pengolahan rumput laut. Mulai dari bahan mentah hingga menjadi produk bernilai tambah, semisal pupuk organik dan minuman berserat tinggi. Upaya ini membuka peluang usaha dan diversifikasi pendapatan bagi nelayan pesisir.
Manager Perizinan dan Komunikasi PLN UIP KLT, Teddy Kristianto, menyampaikan bahwa program ini membuktikan komitmen pihaknya untuk peningkatan produktivitas masyarakat pesisir.
“Kami ingin energi listrik menjadi katalisator kemakmuran. Dukungan dan pendampingan mendorong para petani rumput laut untuk menjadi wirausahawan maritim yang mandiri,” sebut Teddy.
Perwakilan Dinas Perdagangan Kota Bontang, Sunita Sinaga, menyampaikan apresiasi kepada PLN. Dukungan tersebut sejalan dengan langkah pemerintah daerah.
“Program seperti ini bukan hanya membantu secara teknis, tetapi investasi masa depan bagi masyarakat. Ketika energi listrik hadir mendukung fasilitas pengolahan, produktivitas meningkat dan peluang pasar semakin terbuka lebar,” tuturnya.














