BeritaBerita Utama

Pj Gubernur Kaltim Sebut Tiga Daerah Berisiko Tinggi Saat Pilkada

×

Pj Gubernur Kaltim Sebut Tiga Daerah Berisiko Tinggi Saat Pilkada

Sebarkan artikel ini
Polda Kaltim menggelar simulasi penanganan unjuk rasa protes hasil pilkada berujung ricuh di areal bekas bandara Temindung, Samarinda. (foto: ist/Polda Kaltim)

Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik, menaruh atensi atas langkah-langkah pengamanan seluruh tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di daerahnya.

Menurut hasil pemetaan Kesbangpol, terdapat tiga wilayah Kaltim yang tergolong paling berisiko. Daerah tersebut antara lain, Samarinda, Balikpapan dan Kutai Kartanegara (Kukar).

“Tiga daerah ini memiliki indeks kerawanan tertinggi, karena jumlah pemilihnya banyak, potensi pergerakan massa juga besar,” jelasnya.

Sementara Kaltim tercatat sebagai daerah paling rawan ke lima secara nasional. Oleh karena itu, Akmal menuntut kesiapsiagaan seluruh stakeholder pengamanan Pilkada, terutama TNI-Polri dalam menghadapi potensi gangguan.

Menurutnya, perhatian khusus perlu ditujukan kepada kota Samarinda. Ibu kota Kaltim itu akan menjadi pusat penyelenggaraan Pilkada serentak, 27 November mendatang. Berbagai tahapan, di antaranya pleno hasil perolehan suara hingga penetapan calon terpilih akan terpusat di Samarinda.

Untuk mengukur kesiapsiagaan, Polda Kaltim menggelar Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) di areal bekas bandara Temindung, Samarinda pada Jumat (13/7/2024).

Kegiatan yang melibatkan sekitar 1.500 personel kepolisian tersebut berupa simulasi penanganan unjuk rasa protes hasil Pilkada yang berujung anarkis.

“Semoga yang kita lakukan ini bisa memberi ketenangan di tengah masyarakat. Sehingga Pilkada berjalan lancar dan aman,” harap Akmal.

Sedangkan Kapolda Kaltim, Irjen Nanang Avianto, menerangkan bahwa simulasi kali ini merujuk pada hasil evaluasi pelaksanaan pesta demokrasi sebelumnya.

“Pengamanan logistik juga jadi bahan evaluasi kami,” sebutnya.

Secara garis besar jajaran kepolisian siap mengkawal seluruh tahapan Pilkada 2024. Namun begitu, Nanang menekankan kepada personelnya agar senantiasa berkolaborasi dengan seluruh stakeholder terkait. Sehingga permasalahan yang berpotensi muncul di tengah tahapan pemilihan, dapat segera diantisipasi.

“Prinsipnya kalau semua bersatu, bisa memudahkan pengamanan nantinya, sesuai pengalaman pada saat pemilu kemarin,” demikian Nanang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *