Konsultasi gizi menjadi tahapan penting pelayanan terpadu ibu hamil di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunung Sari Ulu, Balikpapan Tengah. Terutama bagi ibu hamil yang terdeteksi berisiko mengalami kekurangan energi kronis (KEK).
Penanggung Jawab KIA Puskesmas Gunung Sari Ulu, Ni Wayan, Sri Megawati, menerangkan skrining gizi dilakukan pada trimester pertama masa kehamilan. Lebih tepatnya saat kehamilan memasuki usia antara 4 sampai 12 minggu.
“Kita periksa, pemeriksaan mulai dari tinggi badan, berat badan, baru kita periksa head to toe,” sebutnya, Jumat (5/12/2025).
Langkah tersebut untuk memastikan ibu hamil dalam kondisi ideal. Megawati menekankan pentingnya tahapan ini dalam sebagai dasar konsultasi ke tim gizi.
“Ibu hamil itu harus kita deteksi dari awal. Kalau dari skrining awal kita deteksi berat badannya tidak ideal dengan postur, kita konsultasikan ke bagian gizi,” jelasnya.
Tim gizi puskesmas selanjutnya menentukan potensi komplikasi dan memantau perkembangan ibu hamil melalui pemeriksaan rutin. Asupan harian juga disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi ibu hamil.
“Supaya kita tahu ibunya ada komplikasi apa. Nanti kita sarankan cek rutin untuk memantau perkembangannya. Asupan gizinya juga harus diatur, ada PMT (pemberian makanan tambahan),” sambung Megawati.
Jika ibu hamil terdeteksi berisiko mengalami KEK, tim gizi melakukan intervensi lebih intensif melalui kunjungan rumah. Pemantauan ini untuk memastikan ibu mendapat nutrisi yang memadai. “Atau kalau kita deteksi ternyata kondisinya berisiko mengalami kekurangan energi kronis (KEK), itu malah ada kunjungan atau pemantauan ke rumah ibu hamil dari tim gizi,” urai Megawati.
Ia menambahkan bahwa penguatan layanan gizi ibu hamil berkaitan erat dengan pencegahan stunting pada fase 1.000 hari pertama kehidupan.
“Penanganan ibu hamil ini memang jadi perhatian, karena ini terkait juga dengan pencegahan stunting pada fase 1.000 HPK. Jadi, memang harus kita perhatikan betul kesiapan ibunya,” tutupnya.














