BeritaKesehatan

Puskesmas Gunung Sari Ilir Sorot Pola Konsumsi Kalangan Muda: Berpotensi Tingkatkan Risiko Diabetes

×

Puskesmas Gunung Sari Ilir Sorot Pola Konsumsi Kalangan Muda: Berpotensi Tingkatkan Risiko Diabetes

Sebarkan artikel ini
Pola konsumsi kadar gula berlebih meningkatkan risiko diabetes melitus. (ilustrasi: ist/net)

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Gunung Sari Ilir menyoroti gaya hidup generasi muda yang berisiko pada kesehatan. Kebiasaan konsumsi gula dan pilihan makanan tinggi natrium yang tidak terkendali berpotensi meningkatkan kadar gula darah dan tekanan darah.

Penanggung jawab PTM Puskesmas Gunung Sari Ilir, Anggreini Asri Arumdina, mengingatkan gula darah tinggi memicu munculnya penyakit diabetes melitus. Sedangkan, tekanan darah tinggi (hipertensi) berpotensi mempengaruhi kesehatan jantung.

“Gula darah tinggi ini berisiko diabetes. Kalau hipertensi atau tekanan darah tinggi, bisa memicu penyakit kronis lain,” jelasnya, Selasa (25/11/2025).

Hasil serangkaian skrining penyakit tidak menular (PTM) oleh Puskesmas Gunung Sari Ilir menunjukan, gula darah tinggi dan hipertensi sebagai keluhan yang mendominasi.

“Anak muda atau usia produktif termasuk kelompok yang rentan mengalami dua gejala itu,” sambung Anggreini.

Ia menengarai pola makan generasi muda menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut. Pilihan makanan praktis meningkatkan risiko gangguan kesehatan tanpa menunjukan tanda-tanda jelas.

“Mungkin pola makan anak muda sekarang kurang memperhatikan jumlah kebutuhan ideal harian,” ujar perawat yang akrab disapa Arum itu.

Meski puskesmas secara rutin jemput bola melakukan skrining PTM ke lingkungan rukun tetangga (RT), keterlibatan kalangan muda kurang proaktif. Kondisi tersebut tentunya berpengaruh pada upaya pemantauan dan deteksi dini keluhan kesehatan.

“Kita turun langsung ke lingkungan RT-RT. Tapi kadang kalangan usia produktif itu masih perlu dijemput untuk mengikuti pemeriksaan,” terangnya.

Arum menekankan pentingnya pemeriksaan secara rutin, terutama bagi warga yang memiliki riwayat keluhan kesehatan. Termasuk pada kalangan anak muda atau usia produktif.

“Kalau punya riwayat, kita anjurkan pemeriksaan sebulan sekali. Tapi kalau memang tidak menerapkan pola hidup sehat, harus lebih sering mengecek ke fasilitas kesehatan,” sarannya.

Selain pendeteksian dini, kegiatan skrining juga memuat edukasi mengenai pentingnya penerapan pola hidup sehat. Kader kesehatan turut terlibat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap risiko konsumsi gula berlebih.

Tinggalkan Balasan