BeritaKesehatan

Komposisi Lengkap PMT Untuk Mengatasi Masalah Pertumbuhan Balita di Gunung Sari Ilir

×

Komposisi Lengkap PMT Untuk Mengatasi Masalah Pertumbuhan Balita di Gunung Sari Ilir

Sebarkan artikel ini
PMT bagi balita mengalami masalah pertumbuhan. (foto: ist/pkmgsi)

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunung Sari Ilir menekankan komposisi gizi seimbang pada program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Khususnya bagi balita yang mengalami masalah pertumbuhan.

Tenaga kesehatan menyusun pola menu yang tidak hanya menekankan kecukupan energi, tetapi juga memastikan pemulihan gizi melalui bahan pangan tinggi protein.

Ahli Gizi Puskesmas Gunung Sari Ilir, Riana Angelina, menjelaskan PMT menyasar pada tiga kelompok balita, yaitu gizi kurang, bobot tetap, dan bobot kurang. Intervensi terhadap ketiga kelompok tersebut tentunya berbeda. 

Namun demikian, ia memastikan seluruh penerima manfaat mendapat komposisi makanan untuk menunjang pemulihan kondisi gizi. “Yang kita kasih PMT itu balita gizi kurang, balita bobot tetap, balita bobot kurang,” ujar Riana, Senin (25/11/2025).

Pola PMT dalam satu pekan, terdiri dari enam hari kudapan dan satu hari makanan lengkap. Dalam enam hari, setiap anak mendapat dua jenis kudapan, manis dan asin dengan kadar tinggi protein. Komposisi ini bertujuan menambah asupan protein harian sehingga memenuhi kebutuhan gizi secara bertahap.

Sementara itu, pada hari ke tujuh, anak memperoleh makanan lengkap yang berisi nasi, sayur, buah, dua sumber protein hewani, serta satu sumber protein nabati. Menu ini untuk memberikan asupan gizi komprehensif sebagai bagian dari upaya pemulihan. “Itu untuk pemulihan gizinya,” Riana menegaskan.

Selain komposisi makanan, durasi penyaluran juga menyesuaikan kebutuhan. Balita gizi kurang mendapat intervensi paling panjang, yaitu selama 56 hari. Balita dengan bobot tetap menerima PMT selama 14 hari dan balita bobot kurang selama 28 hari.

“Bobot tetap sama bobot kurang itu sebenarnya tidak masuk kategori gizi kurang, tapi tetap mendapat PMT untuk mencegah kondisi gizinya menurun,” sambung Riana.

Lebih lanjut ia menerangkan, pengelompokan status gizi balita berdasarkan hasil penimbangan rutin kader posyandu di lingkungannya masing-masing.

“Dari penimbangan rutin posyandu kita bisa mengidentifikasi berapa balita gizi kurang, bobot tetap, dan berapa yang bobot kurang,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan