PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) mempertegas penerapan budaya manajemen risiko dalam setiap kegiatan dan pelaksanaan tugas rutin harian.
“Manajemen risiko harus menjadi tanggung jawab bersama. Setiap insan KKT harus memiliki kesadaran dan kemampuan dalam mengenali serta mengendalikan risiko di lingkungannya. Everybody is Risk Manager. Dengan prinsip tersebut, kita bisa bekerja lebih aman, produktif, dan berkelanjutan,” jelas Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko PT KKT, Faisal Napu, saat menutup kegiatan validasi Risk Maturity Index (RMI) di Balikpapan, Kamis (23/10/2025).
Validasi Risk Maturity Index (RMI) bertujuan memperkuat sistem manajemen risiko Perusahaan. Kemudian menjadikannya sebagai pondasi dalam mencapai kinerja operasional yang andal, tepat waktu, dan efisien.
KKT menyambut kegiatan ini sebagai kesempatan untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang unggul, berdaya saing dan berorientasi jangka panjang.
Validasi RMI Tahun Buku 2024 ini merupakan bagian dari agenda PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) sebagai entitas induk yang memvalidasi.
Prosesnya menggunakan metode cross validation, yakni, setiap tim risiko dari anak perusahaan berpastasipiasi sebagai evaluator. Langkah ini untuk memastikan obyektivitas dan kualitas hasil penilaian.
Selama tiga hari pelaksanaan, tim melakukan pemeriksaan dokumen, wawancara, serta observasi lapangan terhadap penerapan kebijakan dan prosedur manajemen risiko. Dengan begitu, tim dapat mengukur tingkat kematangan sistem manajemen risiko. Sekaligus memperkuat efektivitas sistem tersebut di seluruh entitas bisnis SPTP Group.
Inisiasi Manajemen Risiko PT KKT Tunjukan Hasil Positif
Kegiatan ini juga menjadi sarana berbagi praktik terbaik (best practice sharing) antar tim risiko di lingkungan SPTP Group. Pada kesempatan itu, KKT menampilkan sejumlah inisiatif peningkatan, antara lain safety transformation program, standardisasi terminal peti kemas, dan peningkatan kompetensi SDM. Serta efisiensi energi dan operasional terminal.
Faisal Napu turut mengingatkan pentingnya kolaborasi dan kedisiplinan dalam menjaga tata kelola risiko perusahaan.
“Manajemen risiko adalah bagian dari budaya kerja. Dengan disiplin, kolaborasi, dan kepedulian dari seluruh insan KKT, kita bisa menjaga integritas operasional, keselamatan kerja, dan kepercayaan para stakeholder terkait serta pelanggan secara berkelanjutan,” pesannya.
Pada kesempatan yang sama, Vice President Risiko PT Pelindo Terminal Petikemas, Abdulloh Makhrus, menyampaikan apresiasi atas keseriusan KKT memperkuat budaya tata kelola risiko perusahaan.
“PT KKT menunjukkan komitmen tinggi dalam penerapan manajemen risiko yang terintegrasi. Pendekatan ini bukan hanya untuk kepatuhan, tetapi juga memastikan setiap keputusan bisnis diambil secara terukur dan berorientasi pada keberlanjutan. KKT menjadi contoh positif bagaimana penerapan risk management dapat mendukung kinerja operasional dan efisiensi di lapangan,” papar Abdulloh.
Ia menambahkan bahwa validasi RMI merupakan bagian penting dari upaya SPTP membangun ekosistem risiko yang adaptif dan kolaboratif di seluruh anak perusahaan. Menurutnya, proses validasi juga menjadi media pembelajaran berkelanjutan di lintas perusahaan untuk meningkatkan kemampuan analisis, pengendalian, dan efektivitas proses bisnis.














