PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) menegaskan komitmennya dalam mendorong kemandirian ekonomi pesisir. Melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Electrifying Marine, PLN menghadirkan pelatihan pengolahan rumput laut.
General Manager PLN UIP KLT, Basuki Widodo, menyatakan pelatihan ini bukan sekadar berbagi keterampilan, tapi juga membuka peluang usaha warga.
“Rumput laut adalah potensi besar di Kampung Tihi-Tihi. Melalui pelatihan ini, kami ingin masyarakat tidak hanya menjual bahan mentah, tapi juga mampu menciptakan produk olahan yang bisa menjadi kebanggaan kampung sekaligus meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya, Senin (8/9/2025).
Pelatihan yang berlangsung di Kampung Tihi-Tihi, Kota Bontang, Selasa (2/9/2025) lalu itu menggandeng Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kaltim. Para peserta, mayoritas warga setempat. Mereka mendapat pemahaman tentang cara mengolah rumput laut menjadi minuman serat sehat, praktis, dan memiliki daya jual tinggi.
Selain membuka peluang usaha, produk olahan tersebut juga memiliki manfaat kesehatan. Minuman serat dari rumput laut terbukti membantu melancarkan pencernaan, menurunkan kolesterol, menjaga berat badan, serta berfungsi sebagai antioksidan alami.
Warga Tihi-Tihi Dibekali Keterampilan Mengolah Produk Rumput Laut Berdaya Saing
Dengan semakin berkembangnya tren hidup sehat, produk berbasis rumput laut diyakini mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Warga tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga pencipta produk unggulan lokal dengan nilai tambah.
Di sisi lain, program TJSL Electrifying Marine sejalan dengan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Bontang. PLN tengah mengerjakan proyek pembangunan Gardu Induk (GI) Bontang Lestari untuk memperkuat keandalan pasokan listrik. Kehadiran GI ini akan mendukung pertumbuhan industri serta menopang pengembangan potensi ekonomi masyarakat pesisir.
Kolaborasi antara PLN, PLUT Kaltim, dan warga menjadi langkah nyata membangun kemandirian ekonomi lokal. Dengan keterampilan baru, masyarakat diharapkan mampu menciptakan produk bernilai jual, sementara dukungan infrastruktur listrik menghadirkan energi berkeadilan.
PLN menargetkan kegiatan ini tidak hanya berhenti pada pelatihan, melainkan berkembang menjadi gerakan bersama. Produk berbasis rumput laut diharapkan mampu menembus pasar regional, sekaligus mengangkat nama Kampung Tihi-Tihi sebagai sentra inovasi pesisir.














